I'm Being Raised by Villains [Bahasa Indonesia] - Chapter 79
[Unedited]
Credit: Gourmet Scans
TL by: CY
Posted by: Genoise
<Chapter 79>
Dia perlahan membetulkan kacamatanya dan menutupi ekspresinya.
“Saya benar-benar tidak mengerti apa yang Nona katakan.”
“A-aku melihat apa yang diinginkan orang lain karena aku adalah naga!”
Aku buru-buru berkata untuk meredakan suasana yang menjadi dingin, namun ternyata suasananya menjadi lebih dingin.
“Lantas?”
Kepalanya meneleng.
Senyum lembut menghilang dari ujung bibirnya dan ekspresinya menjadi dingin sehingga membuatnya terlihat seperti orang yang benar-benar berbeda.
“Lantas, Nona mau menjadi teman yang tidak akan meninggalkan saya? Apa itu yang saya inginkan?”
“Iya, jika Pak Guru juga mau menjadi teman sejatiku, aku tidak akan melakukan kebohongan apa pun.”
Dia mengangkat ujung bibirnya seperti orang yang baru saja mendengar sesuatu yang sangat lucu.
“…Bagaimana ya, tapi tidak ada yang tidak saya ketahui tentang Nona.”
“Banyak.”
Aku berbicara dengan tegas. Sejujurnya, ada banyak yang tidak ia ketahui.
Aku harus menyembunyikan satu dua hal.
“Jadi, apa yang ingin Nona lakukan setelah berteman dengan saya?”
Dia membungkuk dan bertanya padaku dengan berbisik.
“Apa Nona mau main rumah-rumahan?”
“Hattar…”
Biji matanya sedikit bergetar.
“Aku tidak mau minuman itu beredar.”
Jika Hattar beredar, maka tokoh utama perempuan, kakek, Callan, bahkan Shillian akan menderita. Tapi, ayah yang paling menderita dibanding apa pun.
‘Aku tidak mau ayah terluka.’
Aku ingin menjaga ayah.
“Haha, apa sejak awal Anda sudah tahu semua ini setelah Anda bangun sebagai naga?”
Hill Rosemont tertawa terbahak-bahak. Tapi, aku memilih diam alih-alih menjawab.
Dia tidak langsung menjawab meski membenci tawaranku.
Aku menunggu jawabannya tanpa menunjukkan perasaanku.
Hanya Hill Rosemont, sang raja dunia kriminal sekaligus orang terjahat dari yang paling jahat, yang mampu menhentikan peredaran obat ini secara diam-diam.
‘Sebenarnya, insiden ‘Hattar’ ini pernah terjadi di Thailand.’
Ada banyak sekali negara yang mengintai kerajaan.
Selalu ada upaya untuk mengacaukan negara dengan berperang dan mengambil keuntungan finansial, tapi insiden ‘Hattar’ ini sangat detail.
Butuh waktu yang sangat lama untuk mengetahui bahwa cairan yang didistribusikan ke seluruh kerajaan sebagai minuman ini sangat membuat ketagihan dan merusak orang.
Tentu saja, hal itu ada di dalam novel <Diadopsi> sampai akhir.
‘Karena aku sudah membaca semuanya di novel.’
Awalnya, harga Hattar murah sehingga siapa pun bisa membeli dan meminumnya. Selain itu, memakan sesuatu yang manis dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Tidak ada yang meragukan minuman ini karena minuman inilah yang diingat ketika haus meski tidak meminumnya.
Namun, semakin lama minum Hattar, maka manusia menjadi tidak bisa berpikir. Dan jika tidak meminumnya selama lebih dari seminggu, akan menjadi sakau sejak saat itu.
‘Tapi, itu baru permulaan.’
Sekarang aku masih di tahap dasar. Dilihat dari reaksinya, Hill Rosemont pasti tahu tentang fakta itu.
“Saya juga penasaran sih, tapi sejujurnya saya tidak mau terlibat dalam masalah kali ini.”
Hill Rosemont berkata. Ucapannya lebih seperti penolakan halus.
Kata-kata yang diucapkannya dengan wajah lebih itu terdengar tenang sehingga sulit dipercaya bahwa dia pura-pura bodoh.
“Atau…”
Dia menjulurkan kepalanya ke arahku.
“Bagaimana kalau saya yang mengecap Nona? Katanya, kau bisa dicap lagi jika orang tua yang mengecapmu sudah meninggal.”
Mata Hill Rosemont berkilau karena ide gilanya. Aku menutup mulut rapat-rapat.
Aku tahu kenapa dia mau mengambil alih ‘cap’ itu.
‘Aku tidak bisa.’
Ajakan untuk berteman pun tidak diterimanya. Mungkin akan berhasil jika Hill Rosemont masih muda.
‘Tapi, dia sudah besar.’
Jadi, aku memutuskan untuk memberinya mangsa yang ingin kupertahankan sampai akhir,
“Kadal… bersayap merah tua.”
Mata Hill Rosemont perlahan-lahan menatapku.
Dia, yang merupakan seorang pecinta reptil, menggerakkan jarinya seolah-olah teringat sesuatu dari ucapanku yang singkat.
“Mata kuning dengan pupil vertikal…”
Hill Rosemont mengubah postur angkuhnya dan membungkuk.
“Dan sisik yang dapat bertahan di api macam apa pun…”
“Itu…”
Matanya berbinar-binar.
Aku menyilangkan tanganku yang pendek dan juga kakiku. Aku duduk di sofa dengan arogan sambil terus berbicara.
“Wivern*.”
(*makhluk mitologis bersayap dengan kepala naga, tubuh reptil, dua kaki (kadang-kadang tidak ada), dan ekor bergelung. Tergantung budaya bersangkutan, Wivern dideskripsikan dapat menyemburkan api atau bisa mematikan, atau memiliki dua kemampuan tersebut atau tidak sama sekali.)
Tapi, Hill Rosemont berbicara lebih cepat sebelum aku selesai bicara.
Matanya bersinar menggebu-gebu dari dalam kacamatanya.
“Aku tahu di mana telurnya berada. Aku akan memberitahukannya kepada Pak Guru. Pak Guru tahu kan kalau Wivern juga mempunyai cap?”
Sejak awal, ceritanya sudah diatur di mana tokoh utama perempuan secara tidak sengaja mengambil telurnya dan mengecap telur Wivern yang telah menetas sehingga dia membawanya sebagai hewan peliharaan.
Lalu di dalam novel <Diadopsi>, Hill Rosemont sangat iri melihatnya.
Dia berkelana untuk mencarinya, termasuk pergi ke tempat tokoh utama perempuan mengambil telur hingga ke berbagai pasar dunia kriminal, tapi pada akhirnya dia tidak dapat menemukannya.
Sebenarnya, tersebar rumor bahwa Wivern juga tinggal di bagian terdalam ‘Hutan Monster Hitam’.
Dan Hutan Monster Hitam itu dipenuhi oleh racun sehingga siapa pun tidak bisa memasukinya.
Maka dari itu, telur yang berada di gudang rumah terbengkalai itu merupakan buff* tokoh utama perempuan yang sangat luar biasa.
(*peningkatan kekuatan)
‘Jika memang begitu, apa benar dia memberikannya pada orang ini…’
Karena konon orang yang merawat hewan peliharaan akan menjadi lemah lembut…
Apa ada kemungkinan Hill Rosemont akan sedikit berubah? Kupikir begitu, tapi aku tidak yakin.
‘Maafkan aku, Sharne…’
Sepertinya aku sudah mengambil satu dua hal-hal yang berguna untuk masa depanmu…
Hiks hiks. Saat itu aku menangis di dalam hati alih-alih menutup mulutku dengan kepalan tanganku.
“Kau tahu ada di mana telur Wivern? Padahal informasi itu belum pasti.”
“Iya.”
Telur itu disimpan di gudang tua, tapi nanti akan ditemukan secara tidak sengaja oleh tokoh utama perempuan.
Telur Wivern hanya bisa menetas di tempat yang hangat.
Jika lingkungannya tidak tepat, telur itu akan tidur lama dan menunggu waktunya menetas. Telur Wivern tidak seperti telur ayam yang akan mati jika lama tidak menetas.
“…Saya harus melihat telur yang asli dulu.”
“Iya, aku akan membawanya di jam pelajaran selanjutnya. Kalau begitu, tolong beri aku informasi tentang ‘Hattar’ ya, Pak Guru.”
Hill Rosemont menatapku lalu tersenyum menyeringai.
“Apa Nona tahu siapa saya?”
“Iya.”
“Bisakah Anda katakan siapa saya ini?”
Dia bertanya sambil melepas kacamatanya dengan sangat perlahan. Aku membuka mulut begitu melihat ia menyisir poninya.
“Kau adalah ketua Gilda Bulan Purnama.”
Dia hanya menyisir poninya ke belakang dengan rapi, tapi suasananya berubah seketika.
Begitu ia melepas kacamatanya, matanya yang bulat terlihat garang.
“Apa calon pendeta agung itu yang mengatakannya?”
Calon pendeta agung?
Apa yang ia maksud adalah Roussillon? Kenapa dia disebut lagi di sini?
“Bukan.”
“…Kalau begitu, apa ini salah satu intuisi seekor naga?”
Dia bergumam pelan.
“Ayo buat kesepakatan. Cukup dengan informasi tentang Hattar saja, kan?”
Hill Rosemont mengaitkan jari-jari kedua tangan untuk menopang dagunya, dan bertanya dengan santai.
Aku mengangguk pelan. Dari mana dia mau mengelabuiku.
“Aku ingin mencegah peredaran Hattar.”
Begitu aku bicara sambil tersenyum, dia mengerutkan kening.
“Saya tidak bisa melakukan itu. Apa yang harus saya lakukan dengan perubahan kondisi pasar?”
Hill Rosemont mengangkat bahunya.
“Dan itu tidak setara dengan nilai satu telur.”
“Itu kan Wivern.”
Jelas-jelas Waivern tidak akan bertelur untuk kedua kalinya meski dunia terbalik.
Telur Waivern yang tidak menetas pun sulit dilihat seumur hidup.
“Pak Guru bisa melakukannya.”
Hill Rosemont memutar bola matanya mendengar ucapanku, lalu ia menatapku.
“Pak Guru bisa. Aku mempercayaimu.”
Mulutnya tertutup begitu mendengar ucapanku yang tegas.
Jaringan informasi Hill Rosemont sangat terkenal hingga di antara para pengemis.
Jaring laba-laba yang yang ditanganinya sampai dewasa konon sampai bisa mengetahui berapa helai bulu yang tumbuh di bokong keluarga bangsawan. Seperti itulah deskripsi di novel <Diadopsi>.
Psikopat gila, kebangkitan iblis, dan banyak sebutan aneh lainnya…
“Bahkan Kaisar disebut tidak dapat mengikuti jumlah informasi Hill Rosemont.’
Tidak ada yang tidak diketahui oleh Hill Rosemont terkait informasi itu.
“Sudah kuduga, harusnya aku tidak menyerah untuk menculikmu. Alangkah senangnya jika saya bisa mengecap Nona.”
Hill Rosemont menjilat bibirnya setelah terdiam lama lalu berkata.
“Penculikan?”
“Begitu banyak percobaan penculikan dan pembunuhan setelah fakta bahwa Nona adalah naga terungkap.”
Hill Rosemont berkata seperti itu setelah menepis poninya yang turun, lalu memakai kembali kacamatanya.
“Benarkah…?”
“Iya. Meski 80% di antaranya adalah saya.”
Tambahnya sambil tersenyum.
<Bersambung>