I'm Being Raised by Villains [Bahasa Indonesia] - Chapter 61
[Unedited]
Credit: Gourmet Scans
TL by: CY
Posted by: Genoise
<Chapter 61>
“Hmph…”
“Ugh…”
“…?”
Keheningan terjadi bersamaan dengan kesenjangan kecil di antara kami bertiga.
“Hahaha!”
“Hahaha! Apa ini, dasar orang-orang bodoh!”
“…?”
Tiba-tiba kamar dipenuhi dengan suara tawa. Aku hanya bisa tertawa dengan bodoh.
“…?”
Di antara aku dan Enosh yang sedang tertawa terbahak-bahak, hanya Roussillon yang berkedip-kedip seolah tidak bisa menangkap maksud tawa itu.
“… Ya ampun, Pangeran kedua… Anda tertawa?”
“Sudah berapa lama dia tidak tertawa, ya…?”
Terdengar suara bisikan kecil dari belakang. Untungnya, Enosh tidak mendengarnya karena tenggelam dalam suara tawa.
“Hahaha, yang benar saja… Adonan, aku tertawa karena kau sangat sangat bodoh.”
“… Hei, aku tidak melakukan apa-apa.”
Enosh menatapku yang menjadi gumpalan bulu sambil berguling-guling di lantai. Lalu, dia tertawa terbahak-bahak lagi saat meninju-ninju tempat tidurnya.
“Konon, kebodohan juga merupakan bakat. Adona, kau memang seperti itu.”
“… Kau memakiku dengan menyegarkan, ya?”
Enosh turun dari tempat tidurnya dengan ringan. Wajahnya yang selalu sakit-sakitan tampak sedikit cerah.
“Kenapa tiba-tiba bangun?”
Enosh mendengus ketika aku memiringkan kepala sambil bertanya.
“Adonan bodoh, apa kau lupa ingatan? Bukankah kau mengajakku keluar?”
“Ah…”
“Aku akan menceritakannya dengan baik kepada Ayahanda nanti, jadi kau tidak usah peduli…”
“Haha, aku sudah dapat izin!”
Aku mengangkat tangan tinggi-tinggi dan melompat, lalu berkata dengan penuh kemenangan.
Sebelum datang ke sini, aku telah berbicara kepada pelayan Yang Mulia Maharaja terlebih dulu dan mendapatkan izin.
“Kau bilang, sudah dapat izin?”
“Iya!”
“Dari Ayahanda?”
“Iya!”
“… Luar biasa. Dia selalu tidak mengizinkanku. Tampaknya dia tidak mau berurusan dengan adonan.”
Enosh salah mengira.
Enosh menyilangkan tangannya, lalu mengangguk sambil menatap Roussillon.
“Hei, bajingan yang tak tahu berterima kasih.”
“Perkenalan Anda cukup menyegarkan.”
“…Apa?”
“Tidak.”
Melihat Roussillon tersenyum samar, Enosh menggetarkan tubuhnya dan menunjuk Roussillon dengan satu jarinya.
“Siapa namamu?”
Mata Roussillon memicing mendengar ucapan Enosh.
Dia terdiam sejenak, lalu membuka mulutnya perlahan.
“Roussillon.”
“Roussillon? Nama yang hebat. Aku secara khusus mengizinkanmu datang bersama Adonan untuk menemuiku.”
“… Ya?”
Wajahnya yang berubah aneh itu segera kusut. Enosh, yang sudah mengenakan pakaian keluar, menunjuk ke arahku.
“Aku juga tidak tertarik padamu! Sejak awal tubuh ini sudah mempunyai seseorang yang disukai!”
Enosh menatapku sambil berteriak.
‘Aha, ternyata ini soal Lilian. Tampaknya dia benar-benar menyukainya.”
Dan sepertinya dia tidak berniat untuk menyembunyikan rasa sukanya. Rasanya sangat luar biasa.
“…Huh, benarkah?”
“Benar!”
Aku melihat Roussillon sedikit tidak sopan karena menghela napas dengan berlebihan.
“Kalau begitu, ayo.”
Para dayang membuka pintu dengan cepat. Mereka sampai menahan napas agar tidak menyinggung perasaan Enosh.
Aku mengikuti Enosh berjalan ke luar, tapi dia berhenti di depan pintu.
Enosh mengerutkan kening dan membuka mulutnya.
“… Kenapa kau kemari?”
Suaranya yang luar biasa dingin itu terdengar seperti ada tamu yang tak diundang.
‘Siapa yang datang?’
Begitu aku menjulurkan kepalaku dari belakangnya, ada seorang gadis yang cantik.
Gadis itu mempunyai rambut merah seindah bunga mawar yang tergerai dan mata jingganya yang indah berbinar seperti bernaung di bawah matahari.
“Cantiknya…”
Gadis anggun dan angkuh itu menggigit bibir bawahnya dan segera kembali ke wajah tanpa ekspresi.
“Putri Lilian.”
Enosh berkata.
‘Lilian?’
Orang yang disukai Enosh?
‘Tapi, kenapa gaya bicaranya begitu kaku?’
Gaya bicaranya yang arogan yang tertulis di surat juga menjadi masalah, tapi gaya bicaranya sekarang seperti bukan untuk orang yang disukai.
“… Saya datang karena Ayah dan Yang Mulia memintaku untuk menjenguk Pangeran kedua. Tapi, sepertinya saya salah memilih tanggal. Saya tidak tahu bahwa Anda sudah punya janji sebelumnya. Saya permisi dulu.”
Suaranya dingin dan tidak peduli.
Aku tak percaya, kata-kata itu keluar dari gadis berusia sepuluh tahun.
‘… Mengerikan. Dunia bangsawan.’
Bagaimana lagi, banyak orang di abad ke-21 yang masih ada di ketiak orang tua mereka, bahkan setelah berusia dua puluh tahun.
Tidak. Jangankan dua puluh tahun. Banyak orang yang tidak tahu caranya memasak nasi, tidak tahu berapa harga makanan, tidak bagaimana caranya memilah atau membuang sampah meski sudah berusia tiga puluh tahun.
Namun di dunia ini, usia rata-rata debut di dunia sosial adalah tiga belas tahun, dan usia dewasa adalah tujuh belas tahun.
Tampaknya, anak-anak tidak punya pilihan selain menjadi dewasa dengan cepat.
“… Ah, baiklah.”
Enosh menjawab dengan tenang.
‘…Apa ini, berakhir begini saja?’
Saat aku menatap Enosh karena bingung, dia memalingkan muka dan bahkan tidak menatap mata Lilian.
Tidak, harusnya kau mengundangnya minum teh bersama di sana!
‘… Mungkin dia malu?’
Hei, mana mungkin.
Enosh, seorang pangeran lemah yang arogan?
“Kalau begitu, saya pergi dulu.”
Kau pergi begitu saja?
Apa sebenarnya dia pura-pura menyukainya di luar, tapi membencinya di dalam?
Aku mengangkat kepala untuk melihat belakang kepala Enosh dalam waktu yang lama. Bagian belakang lehernya mengeluarkan aura panas.
Aku menghela napas putus asa begitu melihat leher belakangnya sedikit memerah.
‘… Rupanya dia benar-benar malu.’
Dasar pembohong.
“Wa, wah…! Halo, Putri Lilian!”
Aku segera berdiri di sebelah Enosh dan menyapa Lilian.
“Iya.”
‘… Eh?”
Dia dingin dan tak acuh…
Lilian memalingkan muka dengan tatapan dingin begitu menatap mataku.
‘Aku cepat menyadari hal seperti ini…’
Itu adalah tatapan ketika orang lain membenciku.
Aku merasa dia sangat sangat membenciku.
‘Sebenarnya kenapa?’
Tidak mungkin tanpa alasan.
Aku tidak pernah melihat Putri Lilian, dan Putri Lilian tidak pernah melihatku.
‘Ayo, Adona.”
Enosh tidak mengatakan apa-apa lagi dan melewati Putri Lilian dengan tak acuh.
‘Seperti inikah perlakuannya kepada orang yang ia sukai?!’
Saat itulah saya hendak mengikuti Enosh karena bingung.
“Kau tahu intinya. Ada level di dalam pergaulan.”
Aku menghentikan langkah karena mendengar suara kecil di telingaku.
‘Ah…’
Aku ingat.
Lilian Daisy.
Orang yang bertindak jahat bersama di sisi Maharaja yang jahat dan melakukan banyak kejahatan dengan kepintarannya adalah…
‘Tunangan Enosh.”
Aku berada di dalam novel <Diadopsi> yang tiba-tiba muncul di benakku.
“Nyonya?”
Bahkan suara Roussillon yang terdengar dari samping hanya mengalir ke satu telingaku.
Rasanya sakit seperti seseorang memukul kepala belakangku.
Banyak orang yang tidak menangis atas kematian Enosh, sang pangeran tiran.
Ada begitu banyak orang yang ia pecat dan hancurkan hidupnya, jadi tidak mungkin ada orang yang menangisinya.
Yah, setidaknya hanya ada orang tua Enosh, Maharaja dan permaisuri, serta tokoh utama yang mempunyai hubungan singkat dengannya.
Lalu, ada seorang gadis yang datang larut malam dan melihat peti matinya untuk waktu yang lama sebelum pulang.
<Keheningan di mana-mana. Itu adalah malam yang sunyi dengan meninggalkan dua penjaga dan orang-orang yang sibuk datang dan pergi untuk memberikan penghormatan.
Hanya sedikit orang yang benar-benar meneteskan air mata atas kematian Pangeran kedua Enosh yang terkenal kejam.
Bahkan Sharne berkata, “kau pasti akan kesepian jika pergi seperti ini. Karena Pangeran sangat kesepian”. Dia tinggal sampai tengah malam dan akhirnya pulang setelah seorang staf Duke menjemputnya.
Ketika para penjaga menguap dan hendak memulai giliran berjaga, muncul seorang gadis berpakaian hitam.
Gadis yang mengenakan kerudung hitam itu mengatupkan kedua tangannya dan memandangi wajah Enosh yang sudah lama mendingin.
Gadis itu tidak bisa mengalihkan pandangannya selama satu jam.
“Yang Mulia terlihat damai setelah mati.”
Sebelum menyelesaikan ucapannya dengan tenang, air hangat mengalir ke atas pipi anak laki-laki yang meninggal itu.
“Jika Anda bermaksud untuk menyembunyikannya seumur hidup, lebih baik Anda pergi tanpa sepatah kata apa pun.”
Lilian Daisy menangis tersedu-sedu.
“Saya benci dunia. Yang Mulia, saya benci dunia yang menunjuk-nunjuk dan memaki Anda. Saya juga benci Anda yang telah membuat saya seperti ini.”
Gadis itu menggenggam tangan Enosh yang dingin dan kaku dengan hati-hati.
“Karena dunia menyebut Yang Mulia sebagai tiran terjahat, maka saya akan menjadi wanita terjahat.”
Dia menghela napas pendek.
“Bukankah tunangan seorang tiran harus seperti itu?”
Lilian Daisy berkata lagi, lalu membungkuk sambil menekan keningnya ke atas punggung tangannya.
“Aku mencintai Anda, Yang Mulia. Jika kita saling jujur lebih sedikit saja sebelum seperti ini… Saya akan menyukai Anda.”
Lilian Daisy berbalik dan meninggalkan gedung seolah tak terjadi apa-apa.
Setelah hari itu, nama Lilian Daisy ditandai di dunia sosial.>
‘… Setelah itu, Lilian akan menaklukkan dunia sosial dan menjadi ratu dunia sosial.’
Seorang tiran angkuh yang menginjak-injak semua yang tidak ia sukai dan tidak segan-segan untuk melakukan hal-hal buruk.
Dirinya seolah mengingatkan orang pada Enosh.
Mungkin itu sebabnya nama Enosh tidak lepas dari namanya.
[Dia memang tunangan pangeran tiran yang sudah mati. Dia melakukan hal yang sama persis!]
Itu adalah ucapan seseorang yang telah mengembara di dunia sosial.
Setiap kali Lilian Daisy bertingkah seperti wanita jahat yang sombong, nama Enosh tidak terlupakan dan menyebar dari mulut ke mulut.
Seolah-olah dunia tidak memperbolehkan untuk melupakan nama Enosh…
<Bersambung>