I'm Being Raised by Villains [Bahasa Indonesia] - Chapter 36
[Unedited]
Credit: Gourmet Scans
TL by: CY
Posted by: Genoise
<Chapter 36>
“Apa?”
“…Aku tidak tahu harus menulis apa untuk gadis itu. Aku dan dia masih berteman… yah, seperti itulah hubungan kami.”
“Aku tidak tahu.”
“Apa?”
“Aku juga tidak tahu karena ini pertama kali. Kau cukup menulis apa yang ingin kau ungkapkan, kan?”
“Hmmm… Apa yang ingin aku ungkapkan. Itu saran yang masuk akal, adonan.”
Adonan, adonan. Berisik!
Apa aku harus membuatmu diam?
Aku meliriknya, lalu mengambil selembar kertas surat. Aku akan menulis surat untuk Erno Etam.
Setelah termenung untuk beberapa saat, aku memegang pena panjang dengan kepalan kecil, lalu menulis huruf yang berantakan.
Begitu melihat ke samping, Enosh juga pelan-pelan sedang menulis surat dengan raut wajah serius.
Aku menuliskan apa yang ingin kukatakan sesingkat mungkin, lalu melipat surat itu menjadi dua. Aku kembali melipat surat itu lagi menjadi dua setelah menaruh fragmen di dalamnnya.
Setelah itu, aku memasukkannya ke dalam amplop dan menyelipkannya ke lengan baju agar tidak ketahuan.
Selanjutnya, aku harus meminta bantuan pada Albion.
“Hei, adonan. Coba kau baca, bagaimana surat yang kutulis ini. Menurutmu jika kutulis seperti ini, apa dia akan membalas suratku?”
Enosh hampir menaruh suratnya di tanganku.
Setelah menerima surat itu dengan tak terduga, aku membaca surat itu sambil mengerutkan kening.
<Kepada Lady Lilian Daisy,
Kau memalingkan muka dan mengubah arah ke jalan pulang meski bertatapan dengan raga ini.
Raga ini mempunyai kekuatan, ketampanan, dapat berbicara 3 bahasa, dan memiliki pengetahuan yang sangat luas. Aku ingin tahu alasanmu menghindari raga yang tidak mempunyai kekurangan ini.
Jika kau malu melihat raga ini, kau bisa mendekatiku kapan saja. Raga ini tidak menghalangi orang yang datang, juga tidak menangkap orang yang pergi. Jadi, jangan cemas.
Tidak peduli seberapa keras kau memikirkannya, tapi tubuh ini tidak kurang satu pun. Jadi, beritahu aku masalah apa yang kau pikirkan.
Dari Enosh, yang telah lama memperhatikanmu dari belakang.>
Aku membuka mulut lebar-lebar tanpa sadar.
Surat penguntit macam apa ini?
Hanya dengan membaca suratnya, Enosh jadi terlihat angkuh dan mengejar-ngejar Lady Lilian, yang tidak menyukai Ernosh yang tidak peka.
‘Dari suratnya saja, terlihat ini bertepuk sebelah tangan……’
Siapa pun dapat melihat surat ini mendekati cinta sepihak Ernosh.
Mau dipikir bagaimana pun, aku tidak ingat pernah membaca cerita seperti ini.
Aku pernah membaca cerita tentang pangeran yang arogan dan bersifat buruk, tapi ini pertama kalinya dia mengatakan bahwa ia menyukai seseorang.
“Tunjukkan jika ada masalah, tanpa ada penambahan atau pengurangan. Aku akan menyetujuinya secara khusus.”
“Semuanya.”
Aku menjawab dengan tegas.
“Apa?”
Surat cinta macam apa yang ditulis seperti ini?
Aku tidak tahu banyak tentang ini, tapi surat ini bernilai 0.
“Kau benar-benar menyukainya?”
Karena tokoh utama di novel ini bukan Enosh, tentu saja hal-hal seperti ini tidak muncul secara detail.
‘…… Lalu, Lilian?’
Nama ini juga terdengar akrab.
Tapi, aku tidak ingat betul.
‘Aneh…… Ada keanehan yang nyata, ada keanehan yang tidak terlintas.’
Rasanya seperti dipaksa oleh seseorang untuk membuka-tutup pintu ingatan.
“Kau sungguh ingin menyampaikan ini?”
“…… Iya.”
“Bukan itu. Jika kau tidak menyampaikannya secara jujur dan dengan ketulusan hati, kau tidak akan mendapatkan jawaban yang bagus.”
“… Aku tidak punya ketulusan hati. Jika aku tulus, pasti……”
Enosh tiba-tiba menutup mulut dengan tangan kecilnya, padahal dia mau mengatakan sesuatu.
Kemudian, dia mulai batuk-batuk.
“Hei, kau tidak apa-apa?”
“Uhuk, uhuk…… Uhuk……”
Tangan Enosh berlumuran darah.
“Uhuk……”
Seolah itu tidak cukup, Enosh mendekap jantungnya dan meringkuk seperti kutu kayu.
“Ugh! Egh……”
Dia memegang dadanya sambil menjerit.
“Enosh! Jangan. Akan ada yang segera menjemput kita.”
Jika pelelangan dimulai, Albion akan bergerak. Aku buru-buru menaruh tanganku di kening Enosh.
‘Panas.’
Seperti memasukkan tangan ke air mendidih.
“Egh, egh……”
Napas Enosh menggebu-gebu dan cepat. Setengah napasnya seperti bercampur logam.
Tidak aneh jika dia segera kehabisan napas.
“Jangan seperti ini……”
Kenapa kalian semua melakukan ini di hadapanku?
Rasanya seperti tidak ada hari yang tenang.
“Kumohon……”
Aku memejamkan mata erat-erat sambil membungkuk dan mendekap kepala Enosh.
“Siapa pun itu, tolong kami supaya bisa keluar dari sini……”
Aku memejamkan mata dan mengucapkan permohonan seperti biasa.
Aku tahu, tidak akan ada yang menolong kami, tapi aku memejamkan mata dan mengatupkan tangan sambil menghadap ke tembok, seperti saat masih anak-anak.
Saat itu……
Set~
Terdengar suara di ujung telingaku. Lalu, tidak lama setelah itu, sesuatu jatuh bersamaan dengan cahaya korona dari udara.
“…… Eh.”
“…… Hah?”
“Aaargh……”
“Nonya…?”
“Roussillon?”
Mataku terbelalak.
Roussillon tiba-tiba turun dari langit dan jatuh ke dalam jeruji besi?
Roussillon memakai baju outing berbahan tunik.
“Apa yang kau lakukan di sini……?”
“…… Saya mencari Nyonya karena Anda hilang tanpa kabar.”
“Oh……”
“Kalau begitu, Nyonya……”
Mata biru Roussillon perlahan tenggelam dan menyipit.
“Apa yang Anda lakukan di tempat kotor ini?”
“…… Aku tertangkap……”
Itu hal yang memalukan untukku.
Begitu aku menjawab dengan tergagap, bibir Roussillon sedikit tegang. Dia menelusuri sekitar dengan pelan-pelan.
‘Dia benar-benar berusia 9 tahun……?’
Aku yakin untuk mempercayainya meski aku hidup untuk ketiga kalinya.
“Saya seperti mendengar suara minta tolong dari suatu tempat…… Ternyata dari sini.”
Mataku terbuka lebar.
Aku meminta tolong dalam hati, tapi bagaimana itu bisa sampai ke telinga Roussillon hingga dia datang ke sini?
“Apakah yang memanggilku adalah Nyonya?”
Roussillon mendekatiku, lalu duduk berlutut dan menatapku sambil bertanya.
“…… Mungkin.”
“Memang benar, ternyata Nyonya……”
Roussillon mengatakan sesuatu yang bermaksna, lalu dia pelan-pelan melihat Enosh yang ada di dekapanku.
“Dia dalam bahaya…… Kita harus segera keluar…”
Jeruji besi itu terlalu keras. Roussillon menyadari tatapanku yang penuh kecemasan, lalu dia berkata pelan.
“Jika itu yang Nyonya inginkan……”
Roussillon berlutut sambil tersenyum, lalu meletakkan telapak tangannya di kening Enosh.
Cahaya putih yang luar biasa menyingsing dan menembus kening Enosh.
Napas Enosh, yang sebelumnya terengah-engah, langsung menjadi stabil dan kelopak matanya terbuka perlahan.
“Ini adalah tindakan sementara. Saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi karena tubuhnya lemah sejak awal.”
“Iya. Lalu, apa kita bisa keluar?”
“Jika Nyonya mau…… saya akan membuat semuanya menjadi mungkin.”
Roussillon mencium punggung tanganku yang kecil.
‘Aku benar-benar tidak tahu alasannya.’
Jika aku bisa mendapatkan teman hanya dengan memberikan sepotong roti, mungkin aku tidak perlu bekerja kerja seumur hidup untuk mendapatkan teman.
Dia pasti punya maksud tersembunyi……
“Terima kasih karena kau menolong kami…”
Aku harus berterimakasih.
Dia menatapku dengan ekspresi aneh karena ucapanku, lalu tersenyum lebar.
“Iya, Nyonya.”
Dia berdiri. Lalu, melepaskan Enosh yang meringkuk dan perlahan sadar, dari dekapanku.
“Apa kita pergi sekarang?”
Roussillon memegang jeruji besi dengan satu tangannya, dan menjulurkan tangan lainnya kepadaku.
“Iya.”
Batang besi yang dipegang Roussillon diselimuti cahaya putih dan menghilang dalam sekejap.
Aku berdiri dan melihat Enosh. Enosh mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan wajahnya pucat pasi.
Kepalan erat tangannya bergetar. Dia merasa ketakutan.
“… Ayo.”
Aku menaruh telapak tanganku dengan hati-hati di atas punggung tangan Enosh yang mengepal.
“…… Iya.”
Untungnya, hampir tidak ada orang di sisi ini, mungkin karena puncak pelelangan sudah dimulai.
Kami memakai jubah yang ada di belakang panggung, lalu menyelinap keluar dari belakang panggung.
Saat hendak merangkak ke bawah panggung yang hanya ada sedikit orang, tiba-tiba aku melihat seseorang yang kukenal dari balik tirai.
Tidak, lebih tepatnya aku melihat seseorang yang SEPERTINYA kukenal.
Karena semuanya memakai topeng.
‘…… Topeng naga merah.’
Menurut deskripsi di novel, hanya ada satu orang yang memakai topeng ini.
Sosok yang berani menggunakan nama naga di bumi ini.
Erno Etam.
Dia ada di ruang rapat lelang bawah tanah.
Dia menopang dagu sambil memandang panggung yang memanas dengan tatapan bosan.
<Bersambung>